Ejaan yang Dialaykan
oleh Vikthoria
“Muup… Ni capa?”
“Muup… Ni capa y, q tak thwo nich no capa?”
“Muup… Ni capa y, q tak thwo nich no capa?”
“Kamu tahu
gak dia ini nulis apa?” tanya pimpinan saya sambil menyerahkan hp-nya untuk
saya lihat.
“Oh, ini
bahasa alay pak,” jawabku.
“Apa itu
bahasa alay? Padahal sudah kutulis saya tidak
mengerti, saya pakai bahasa Indonesia, tapi masih dibalas seperti itu?”
“Bahasa alay itu bahasa gaul anak
remaja sekarang, yang mengganti abjad dengan huruf-huruf, seperti a menjadi 4,
e menjadi 3, atau kata serius menjadi ciyus, kali menjadi keules, dan
lain sebagainya. Jadi bahasa Indonesia disingkat lagi oleh mereka dengan
tatanan suka-suka mereka,” jawabku.
“Oh begitu,” seru pimpinan saya
dengan raut muka masih tidak mengerti.
Kebingungan pimpinan saya bukan hal
aneh, karena awalnya saya-pun bingung dengan tulisan seperti itu, misalnya
dalam SMS pernah G bukan lagi singkatan Gua, tetapi Gua menjadi W, dan G
berarti Gak, kemudian kata “KEULES”, pertama kali saya dengar kata ini dari
anak kecil yang bergaya bak artis Syahrini, berulang kali dia mengucapkan kata
“keules”, dan berulang kali juga saya
makin tidak mengerti dengan bahasa dan gaya anak kecil itu. Kemudian saya
mencari tahu dengan cara bertanya kepada teman-teman saya, apa sih arti kata “keules”, ternyata berarti “kali”.
Angkat topi saya dengan kreativitas ambigu ini,
penasaran dengan latar belakang di balik kreativitas mereka mengubah kata-kata,
dan bertanya-tanya juga mengapa mereka menggunakannya dalam semua kesempatan,
formal dan informal. Penggunaan bahasa gaul/alay jika dalam hubungan
informal/tidak resmi, antar teman, itu sah-sah saja, namun jika menggunakannya
dalam urusan pekerjaan, seperti melamar pekerjaan atau mengirim pesan kepada
orang yang tidak di kenal, itu sungguh keterlaluan. Pertama, dianggap tidak
serius. Kedua, dianggap tidak berpendidikan. Ketiga, tidak akan di terima untuk bekerja. Mengapa?
Bayangkan jika anda di terima bekerja sebuah
perusahaan, misal sebagai staf keuangan, kemudian karena kesehariaan anda
menggunakan bahasa alay/gaul baik lisan maupun tulisan. Suatu hari anda disuruh
pimpinan menulis cek, ditujukan kepada Tuan Ferry Budiman, dengan nominal Dua
Puluh Lima Juta Lima Ratus Ribu Rupiah.
Tidak sadar dengan kebiasaan, kemudian anda menulisnya
seperti ini:
|
Kemudian, Anda menyerahkan cek tersebut untuk ditandatangani
oleh pimpinan Anda, bisa Anda bayangkan apa yang akan dilakukan pimpinan Anda
ketika membaca ceknya ditulis dengan ejaan yang dialaykan?
0 komentar:
Post a Comment