Wednesday, October 8, 2014

Menjemput Matahari di Dieng


oleh Bernadeta Niken
















Langit masih gelap. Angin dingin menemani kami di perjalanan menjemput matahari menuju Sikunir, sebuah bukit di dataran tinggi Dieng. Dataran tinggi Dieng yang dikenal sebagai Dieng Plateu adalah desa tertinggi di Pulau Jawa berada di Kabupaten Wonosobo. 

Setelah memarkir mobil di Telaga Cebong, perhentian sebelum Sikunir, kami turun dan mencari minuman hangat sekedar untuk menjaga tubuh ini tetap kuat untuk berjalan menembus udara dingin. Banyak mobil diparkir. Orang-orang berdatangan dari berbagai tempat, kota-kota di sekitar Wonosobo, Banjarnegara, Semarang, Jogjakarta, Cilacap, bahkan Jakarta. Di saat akhir pekan seperti ini, banyak pengunjung datang ke dataran tinggi Dieng untuk menikmati keindahan matahari terbit di bukit Sikunir yang berada 2350 m di atas permukaan laut. 

















Kami kemudian menaiki tangga-tangga yang ternyata sudah disiapkan sebagai jalur tracking menuju puncak Sikunir. Dalam kesunyian pagi yang dingin, kami berjalan mendaki sambil menanti-nanti matahari yang akan muncul. Perlahan sinar kuning kemerahan merekah di langit pagi yang biru. Di antara pohon-pohon di bukit Sikunir, kami terus berjalan menjemput matahari yang tak lama lagi akan muncul. Begitu sinar matahari kuning yang dikenal sebagai ‘golden sunrise’ itu tampak di batas cakrawala, tak henti-hentinya kami berdecak kagum akan indahnya. Rasa syukur tak terkira mengalir deras dari dalam sanubari atas kebesaran Tuhan.

Bersama puluhan pengunjung lain kami menikmati keindahan di puncak Sikunir. Gunung Sindoro, Merbabu, Merapi, Ungaran, Telomoyo, Pakuwaja dan deretan pegunungan Nganjir terlihat pesonanya. Hamparan awan yang menyelimuti gunung-gunung membuat kami seakan berada di negeri di atas awan.

Perjalanan kami menjemput matahari berakhir di puncak Sikunir dengan pemandangan alam yang luar biasa indahnya. Gunung-gunung, awan dan matahari. Matahari tak pernah memilih membagi sinarnya kepada siapa. Diberikannya kepada semua makhuk di bumi. Lalu masihkah kita pilih-pilih kepada siapa kita baik hati?





Foto oleh Bernadeta Niken

0 komentar:

Copyright © agenda 18 All Right Reserved