Christmas Collection Dewa Budjana: Kaya dan Universal
oleh Bernadeta Niken
Awal bulan November kemarin, Dewa Budjana merilis album barunya,
"Christmas Collection". Album ini berisi 13 lagu Natal aransemen Dewa
Budjana. Dewa Budjana lahir dikenal sebagai salah satu gitaris handal
negeri ini. Ia bergabung pada beberapa kelompok musik. Sebagai solo
gitaris pun ia telah mengeluarkan beberapa album. Tak hanya jago dalam
bermusik, ia mempercayakan gitar-gitar kesayangannya dilukis oleh
pelukis-pelukis Indonesia. Bukan hanya melahirkan karya baru, Dewa
Budjana ingin menunjukkan peristiwa budaya yang menyatukan seni suara
dan seni rupa.
Sebagai gitaris yang ‘berbeda’ inilah, lahir pula aransemen-aransemen
indah. Melodi yang kaya membuat lagu-lagu Natal semakin indah. Jinggle
Bells, Hark! The Herald Angels Sing, Gloria in Excelsis Deo, The First
Noel, White Christmas, O Holy Night terasa berbeda. Tambahan alunan
suling pada beberapa lagu membuat lagu-lagu itu terasa sangat Indonesia.
Dewa Budjana selain menggunakan acoustic steel guitar, ia juga
menggunakan banjo, ukulele, synth, dan el sitar. Alat-alat musik petik
asli Indonesia. Ini membuat bunyi petikannya menjadi unik dan khas
Indonesia. Sebut saja lagu Santa Claus is Coming to Town dan Gloria in
Excelcis Deo menjadi sangat menarik karena melodi dan bunyi musiknya.
Bersama Barry Likumahuwa, The First Noel menjadi sangat kaya. Selain
itu, ada vocal Glenn Fredly dalam Malam Kudus dan Sofia Malika
Djojonegoro dalam The first Noel yang membuat lagu-lagu tersebut
terdengar syahdu. Sementara itu, nuansa Jazz dihadirkan penyanyi Margie
Segers dalam The Christmas Song.
Album yang diproduksi sendiri oleh Dewa Budjana ini benar-benar lengkap dan kaya. Dewa Budjana kira-kira juga ingin menunjukkan bahwa musik itu universal. Musik tak mengenal agama. Musik bisa dinikmati siapa saja tanpa harus mempersoalkan agamanya apa. Dewa Budjana yang asli Bali beragama Hindu pun bisa begitu indah mengkreasi dan membawakan lagu-lagu Natal. Perbedaan itu memperkaya bukan memecah belah.
Ingin mendapat nuansa Natal yang berbeda? Album ini bisa memberikannya.
Album yang diproduksi sendiri oleh Dewa Budjana ini benar-benar lengkap dan kaya. Dewa Budjana kira-kira juga ingin menunjukkan bahwa musik itu universal. Musik tak mengenal agama. Musik bisa dinikmati siapa saja tanpa harus mempersoalkan agamanya apa. Dewa Budjana yang asli Bali beragama Hindu pun bisa begitu indah mengkreasi dan membawakan lagu-lagu Natal. Perbedaan itu memperkaya bukan memecah belah.
Ingin mendapat nuansa Natal yang berbeda? Album ini bisa memberikannya.
0 komentar:
Post a Comment